Category Archives: Sport

Citius Altius Fortius

Tiga kata di atas adalah semboyan utama pada Olimpiade, yang berarti lebih cepat lebih tinggi lebih kuat. Tulisan tersebut terdapat pada gapura di jalanan antara Fx Sudriman dan GBK yang notabene tiap hari gue lewatin. Kadang gue plesetin jadi citius altius fortius coitus, lebih besar lebih lama lebih keras. Oke maap. Maklum naluri jokes om2 sudah membuncah di usia mendekati 30 tahun begini.

 

Gue sangat menyukai olahraga, mungkin mendekati hyper dan nymponya olahraga. Dan pandangan gue, orang yang bisa segala jenis olahraga itu keren banget. Gue pun pengen demikian, tapi sejauh ini bisa doang jago engga. Olahraga apa yang gue gemari? Futsal lah ya nomer 1, olahraga utama sejak kuliah sampe sekarang atau mungkin kalo ditarik lebih jauh sepakbola plastik dari SD. Badminton sejak SMA, Basket, Berenang, Lari, Tennis, Tennis meja, Voli, sampe joget pun gue suka banget.

Namun dalam satu tahun belakangan gue mempunyai dua cabang olahraga baru dalam hobi gue berolahraga itu. Gue mau cerita kedua hal tersebut juga soal gue akhirnya ikut kejuaraan futsal lagi setelah terakhir di Rabobank dulu tahun 2013. LIMA TAHUN COI.

 

Olahraga baru yang gue gandrungin banget itu adalah :   Bersepeda!

Sampe berumur 26 tahun gue ga perna mikirin bakal menyukai banget olahraga ini. Awalnya apa ya, mungkin karena Anime Yowamushi Pedal. Anime tentang klub sepeda balap yang sangat seru ceritanya. Tau sendiri, gue gampang terpengaruh, impulsive, ikut-ikutan sesuatu yang baru yang menurut gue asik (rawan terjerumus narkoba dan ena ena tipe org kek gini).

Di tahun 2017 itu  temen kosan gue yang namanya Yudha ternyata punya sepeda di kost. Dia mengendarai sepedanya itu kalo ke Kantornya yang terletak di daerah Meruya.  Hingga akhirnya gue meminta izin dia untuk minjem sepedanya kalo subuh-subuh, ya sekedar muter muter Kebon Jeruk, Rawabelong, yang penting berkeringat.

 

September 2017 sohib besties Spankers gue, Uq, beli sepeda juga, sohib yang satunya juga terlebih dahulu punya sepeda, Gandoy. Jadilah iseng gue ngajakin weekend gowes yuk, bareng bertiga. Setelah gue jelasin duduk perkara rencananya, sepakatlah bahwa weekend selanjutnya kami akan bersepeda ke arah Kalijodo! dengan titik temu di kosan Uqi (saat itu masih di Tomang).

Hari Sabtu 16 September pun tiba.

Gue mengenakan celana pendek hitam, dan kaos lengan panjang berwarna biru kesukaan gue, ga pake topi, kacamata biru john lennon kesukaan, oh iya kacamata gue, ehm nnti aja dijelasin, sepatu lari biasa, sarung tangan motor, dan tas slempang om2 tukang kredit gue. Dah seadanya aja.

Gue berangkat jam set 6 pagi, di saat langit masih gelap, burung hantu masih berkeliaran di Amerika sana jam2 segitu.

Rute yang gue pilih standar, dari Binus Anggrek gue menuju ke arah Slipi Jaya, dari Slipi Jaya lempeng sampe lampu merah Tomang.  Dari situ belok kanan lempeng kemudian belok kiri di samping Starbucks Tomang, dah deh, lok belok ampe nemu kosan uqi. Lama banget buat nungguin Gandoy datang yang ternyata kasian bannya bocor di Harmony.  Akhirnya kumpul juga di jam tujuh pagi.

Temen-temen gue pada niat niat semua anjir, Gandoy sepedanya pake pegangan tanduk banteng biar ga pegel, pake topi, masker buff, sarung tangan sepeda, celana sepeda dengan busa dan sadel gel tebal empuk. Uqi? sepeda baru balap dengan tas samping kayak tukang pos/ tukang sayur, helm sepeda baru.  Fakkkk keren keren.

Yasudahlah atur formasi, gue yang paling depan dikasih kepercayaan yang paling cepat, pembuka jalan, Uqi di tengah sebagai penghubung antara gue dan Gandoy paling belakang bertugas melambaikan tangan ngasih tanda ke kendaraan lain. Gue harus melaju secepat mungkin kalo tidak ya ga bisa nyebrang.

Jalur yang kita lewati Mall Taman Anggrek – Citraland – Grogol – Season City – Jelambar – Kalijodo.

Jam 8 lewat udah sampe di Kalijodo dan tentu saja kami foto-foto.

Kalijodo sudah sangat rapi dan banyak ibu-ibu lagi senam. Agak beda maknanya kalo sekarang bilang pagi pagi abis pulang dari kalijodo nih, sama zaman dulu bilang kalimat yang sama hhhhh.

Pulangnya  kami memilih untuk melewati pinggir sungai Ciliwung di dekat Season City arah ke Roxy. Gue baru tau endingnya itu jalanan, ternyata lintas rel lalu nembus ke Roxy.

Anjrit lebih dekat ke kosan uqi.

Hari itu kami akhirnya sarapan Gudeg di Tomang.  Yang berakhir bad ending karena gue tiba2 mules dan memilih untuk balap aja pulang. Gils, mo mencret mesti gowes sepedah. 30 menit sampe kosan lagi dari tomang ke Binus Anggrek sugoi.

Dari sepeda bareng itu, gue merasa senang banget, enak coi sepedaan rame-rame. Ga bosen ada aja yang diketawain di jalan. Tetapi gue mikir, keknya gue harus pake perlengkapan atau seragam sepeda juga deh. Coba gue browsing-browsing tokopedia.  Booooom seminggu itu gue belanja banyak di TOkped.

Helm, sarung tangan, baju sepeda 2, celana sepeda 2, pembungkus saddle sepeda, dan tas sepeda yg bisa digantung biar gw ga bawa tas lagi.

Minggu depannya kami berencana gowes ke Pluit, lagi lagi idenya dari gue.

Berangkatlah kami dari kosan Uqi ke arah Pluit melewati jalur Roxy yang emang lebih dekat.  Menyusuri jalan raya ke arah Pluit tanpa menaiki FLyovernya wkwkwk. Tinggi coi. Sampai di taman waduk pluit kita foto-foto dulu, melihat lihat pemandangan hiruk pikuk orang-orang di Taman tsb, lalu memutuskan untuk ke Pantai Mutiara. Kawasan rumah Ahok yang di pinggir laut itu. Sampe di pinggir laut kami ketemu bapak bapak yang juga sepedaan. Kata beliau dia bersepeda dari Cibubur, 40 Kilo!

Dia minta difotoin dan dengan senang hati kami juga minta difotoin.

 

Pulang dari situ yang kebetuan udah panas banget cui, kami ke rumah om Ayong yang berada tidak jauh dari situ, gue minta air 3 botol. kwkwkwkwkw. baik banget om gue, love u, uncle.

 

Dari situ kami bergegas pulang ke arah Grogol, Gandoy berpisah di Roxy menuju rumahnya di Senen, gue lanjut ke kosan Uqi istirahat.

Tambah seru bersepeda dengan kostum ala ala anime begini. wkwkwkkw berasa cosplay.

Selanjutnya kami bersepeda dua kali lagi, jadi total 4 kali sepedaan sebelum uqi menjual sepedanya karena urusan pribadi. Dan selanjutnya  gue bersepeda sendirian keliling Jakarta Barat, Kebayoran lama Jaksel, sampai ke Bintaro sonoan lagi (ini hampir 40an kilo lebih juga), itu semua sendirian!! memang tidak seasik ramean tapi ya tetep ena, namanya juga olahraga. Selalu bikin ketagihan. Ya sekalian nyari jalan baru la. Oh iya, naik sepeda itu enak di Jakarta asal sepi (ya nenek2 jg tau), buat yang mau tantangan bisa bersepeda di samping truk dan bis, buat yang mau bakar kalori bisa balap balap di jalanan luas kayak di Bintaro, buat yang mau pingsan silakan dinaikin itu flyover flyover ya, biar mampus betis luw, hhaha tapi favorit gue tuh Flyover, mendaki dengan seluruh tenaga tanpa rasa sakit di dada menandakan paru-paru gue sehat.

Sudah setahun kami tidak sepedaan bareng lagi, dan saat ngetik tulisan ini, gue sedang berencana membeli sepeda balap baru, semoga tercapai, amin.

 

Bersambung………….

 

 

 

 

 

Journey

My First Outrageous  Journey

26 July 2015, minggu pagi yang cerah sekali di kota kecilku ini, Kendari.

(Horeee) Akhirnya gue punya kemauan untuk menulis kisah ini, meski muka penuh perban abis operasi plastik dan setelah ketunda dua bulanan.  Gue akan menceritakan perjalanan gue ke salah satu keindahan Tuhan di bumi Mataram kuno.  Puncak Merbabu.  (wait, koog seorang whisnu prasetyo yang angkuh dan menyebalkan itu berani bisa naik gunung?)

Panjang ceritanya, makanya gua mau nulis neh, diam dulu!!!      Serius Panjaaaang banget. Bakal ngantuk pasti. :p Maaf yah. 😛

Continue reading

Beauty in White

 

Wahaaaa sebenarnya bukan mau bahas tentang asmara disini, video diatas cuma simbolis dari judul postingan gue kali ini, Beauty in white, white disini adalah, Real Madrid. Continue reading

boyband ciptaan ku

iseng iseng nyiptain boyband , namanya SiXTH CLYDE personilnya terdiri dari 6 cwok cwok keren. Selain cool, flaming charisma, bisa nyanyi mereka jg bisa main bola. berikut ini foto foto mereka :

1. Fernand

2. Niko

 

3.  I-ker

s

4.  Patrick

5. Rikcy

 

6. Dave (leader)

 

wakakkakak unyuu

Adu Penalti Tidak Adil

Peneliti dari London School of Economics dan Political Science (LSE) mengungkapkan hasil penelitian mereka mengenai adu tendangan penalti di sepakbola. Menurut mereka, ada unsur ketidakadilan dalam babak adu tendangan penalti.

Professor Ignacio Palacios Huerta dari departemen manajemen LSE menyatakan ada keuntungan ketidakadilan secara psikis dalam babak adu penalti.

Dari 2,820 momen adu tendangan penalti di kompetisi besar nasional dan internasional antara tahun 1970 dan 2008, Palacios Huerta menemukan jika tim yang melakukan tendangan pertama memiliki peluang memenangi babak ini sebesar 60 persen.

“Kebanyakan saluran televisi memotong momen lempar koin untuk menentukan tim mana yang akan mengambil tendangan pertama hanya untuk iklan, padahal dari penelitian kami menunjukkan momen ini bisa menjadi momen menentukan setelah laga berakhir imbang,” ungkap Palacios Huerta.

“Koin memberikan keuntungan 20 persen untuk tim yang melakukan tendangan pertama. Tekanan psikis ‘mengejar ketertinggalan’ jelas memengaruhi performa tim yang melakukan tendangan berikutnya,” jelasnya.

Palacios Huerta dan Apesteguia meneliti babak toss koin di 20 kesempatan. Hampir semuanya, tim yang memenangi pengundian koin mengambil inisiatif untuk melakukan tendangan pertama. Peneliti juga mewawancarai 240 pemain dan pelatih, baik amatir mau pun profesional. Hampir semuanya mengatakan jika mereka ingin mengambil tendangan di kesempatan pertama dan 96 persen di antaranya menyatakan hal itu bisa memberi tekanan kepada tim lawan.

“Saya menilai presiden FIFA atau UEFA tak akan suka dengan fakta jika pemenang Piala Dunia, Piala Eropa atau Liga Champions ditentukan, sebagian, dari lemparan koin,” tandasnya.

Palacios Huerta pun menyarankan untuk menari solusi lain menentukan pemenang di suatu laga, seperti memainkan babaktie-break seperti di olahraga tenis. Dengan cara ini, pemain tidak merasa memiliki tekanan berkewajiban untuk mengejar ketertinggalan.

Dalam penalti, pemain dari tim pertama akan menendang satu kali, yang kemudian disusul dari tim kedua menendang dua kali. Tendangan penalti berlanjut dengan tim pertama menendang dua kali, dilanjutkan tim kedua menendang dua kali, dan seterusnya hingga sepuluh tendangan atau salah satu dari mereka menang.

“Dengan sistem ini, babak penalti bukan saja berjalan lebih adil, tapiuga lebih menghibur untuk fans netral,” tandas Palacios Huerta.

 

 

always keep believe

Let’s not be destroyed because of this great defeat. We must lift our head up high. We must keep solid, we don’t split with each other, we don’t blame each other, and unconcern with each other. We must accept this great defeat with a great heart and sincerity. We have to admit that the Barcelona winning a landslide above us yesterday, and today, or maybe tomorrow. But don’t be too discouraged, We don’t beneath them forever. One day will come when we send them down, like when we sent down from the top.

 

For those of you who suddenly present with great comments, I expect you not only attend this once only. And for those of you who are disappointed in whether it’s adoration of Mourinho, Ozil, Ronaldo, Benzema, etc. Or if they don’t fit your expectations, feel free to lift your feet out from here and immediately moved to Barcelona who play fantastically beautiful.

 

Finally, for those of you who sincerely love Real Madrid, let’s keep this beloved club, as appropriate, of the parties who stand ready to destroy the harmony and tranquility of this home. This defeat, will not dampen our desire to love, REAL MADRID!